Profil Alfred Riedl, Pelatih Timnas Indonesia

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bf/Alfred_Riedl,_Fu%C3%9Fballtrainer,_%C3%96sterreich_(02).jpg/200px-Alfred_Riedl,_Fu%C3%9Fballtrainer,_%C3%96sterreich_(02).jpg

belakangan ini timnas sepakbola Indonesia menjadi sorotan. Kemenangan demi kemenangan diraih dalam laga Piala AFF 2010, hingga mengantarkan Indonesia menuju semi final dan berpeluang besar masuk final serta menjuarai Piala AFF 2010. Pencapaian maksimal skuad merah putih tersebut memunculkan ekspektasi tinggi dari publik bola tanah air, berharap skuad Garuda mampu meraih kejayaan kembali.

Bersinarnya Firman Utina dkk tersebut tentunya tidak bisa dilepaskan dari peran sang pelatih. Alfred Riedl.

Riedl dikenal sebagai pelatih yang disiplin, dingin, tegas dan rendah hati. Ia tak pernah mengeluarkan statement yang bernada ejekan ataupun sindiran tentang tim lawan, dan tak ragu menindak pemain yang indisiplin, contohnya Boas Salossa, salah satu pemain terbaik yang dimiliki Indonesia, kini tidak dipanggil timnas di ajang AFF Cup karena tidak memenuhi panggilan tepat waktu.

Riedl juga mencatat sejarah dengan memasukkan dua pemain naturalisasi ke skuad timnas untuk pertama kalinya. Dua pemain tersebut yakni Christian “El Loco” Gonzales dan Irfan Bachdim. Sebuah keputusan yang tepat, karena dengan kehadiran dua pemain tersebut lini depan Indonesia menjadi garang. Gonzales dan Bachdim hingga saat ini berbagi 2 gol dalam pertandingan Piaa AFF 2010.

Alfred Riedl lahir di Vienna, Austria, 61 tahun silam. Ia memulai karir sepakbola profesionalnya ketika memperkuat klub Austria Wien pada tahun 1967. Selama 5 tahun Riedl membela salah satu klub terbesar di Austria tersebut, dan puncaknya, pada tahun 1972, Riedl menjadi top skorer Bundesliga Austria.

Pada tahun yang sama, Riedl hijrah ke Belgia. Disana ia bermain untuk dua klub, yaitu Saint Truiden (1972-1974) dan Antwerp FC (1974-1976). Di kedua klub tersebut ia bermain gemilang, bahkan mengecap gelar top skorer liga Jupiler (Liga Utama Belgia), tahun 1973 di Saint Truiden, dan tahun 1975 di Antwerp.

Karena permainan gemilangnya Riedl dipanggil membela tim nasional Austria. Debutnya terjadi pada tahun 1975 melawan Hungaria. Sayangnya karir Riedl di timnas tidak secerah di klub. Dia hanya empat kali membela timnas Austria dan tidak mencetak satu gol pun.

Setelah malang melintang di sejumlah klub Eropa, pada tahun 1985, Riedl memutuskan pensiun sebagai pemain. Namun kecintaannya pada sepakbola membuat dirinya tidak mampu meninggalkan lapangan hijau. Diapun meneruskan karir sebagai pelatih sepakbola.

Olympique Khouribga adalah tim pertama yang ditangani Riedl. Ia menangani klub asal Maroko tersebut selama setahun (1993-94). Setelah lepas dari Khouribga, Riedl selanjutnya melatih klub asal Mesir, Al-Zamalek (1994-95) serta klub asal Kuwait, Al Salmiya (2001-03). Selain menangani klub, Riedl juga dipercaya untuk melatih tim nasional beberapa negara. Yaitu Austria, Liechtenstein, Vietnam, Laos dan kini menukangi Indonesia.

Pertandingan prdana Riedl dengan timnas Indonesia tidak cukup memuaskan. Dalam pertandingan persahabatan, Timnas dihajar Uruguay dengan skor telak 7-1 . Namun pasca kekalahan tersebut timnas mampu bangkit dan selalu menang dalam setiap pertandingan. Pada 3 laga persahabatan, timnas berhasil menang atas Maladewa (3-0), Timor Leste (6-0) dan China Taipei (2-0). Sedangkan pada ajang resmi (AFF Cup 2010), timnas berhasil menggulung Malaysia (5-1), Laos (6-0), Thailand (2-1), Philipina (1-0).

Semoga hasil sempurna timnas dapat berlanjut dan akhirnya mampu menjuarai PialaAFF 2010.

Profil singkat Alfred Riedl:

Nama lengkap : Alfred Riedl

Tempat / Tanggal Lahir : Vienna, Austria / 2 November 1949

Karir Pemain:

(1961 – 1967) ATSV Teesdorf, Austria

(1967 – 1972 )Austria Wien, Vienna, Austria

(1972 – 1974) St. Truiden, Belgium

(1974 – 1976) Royal Antwerp, Antwerp, Belgium

(1976 – 1980) Standard Liege, Liege, Belgium

(1980 – 1981) FC Metz, Metz, France

(1981 – 1982) GAK, Graz, Austria

(1982 – 1984) Wiener Sportclub, Vienna, Austria

(1984 – 1985) Vfb Mödling, Mödling, Austria


Karir Pelatih:

(1983 – 1984) Ass. Coach Wiener Sportclub, Austria

(1984 – 1985) Ass. Coach Mödling, Austria

(1986 – 1987) Head Coach Kottingbrunn, Austria

(1987 – 1988) Ass. Coach Austria Wien, Austria

(1988 – 1989) Head Coach Ittihad Jeddah U 19, Saudi Arabia

(1989 – 1990) Head Coach Wiener Sportclub, Austria

(1990 – 1992) Head Coach National Team, Austria

(1992 – 1993) Head Coach FAV AC, Austria

(1993 – 1994) Head Coach OCK, Morocco

(1994 – 1995) Head Coach Zamalek S.C., Cairo, Egypt

(1996 – 1997) Supervisor Iran Football Federation (Manager

(1997 – 1998) Head Coach National Team, Liechtenstein

(1998 – 2001) Head Coach National Olympic Team, Vietnam

(2001 – 2003) Head Coach Al Salmiya Club, Kuwait

(2003 – 2004) Head Coach National Olympic Team, Vietnam

(2004 – 2005) Head Coach National Team, Palestine

(2005 – 2008) Head Coach National Olympic Team, Vietnam

(2009 – 2010) Head Coach Olympic Team, Laos

(2010 – now) Head Coach National Team, Indonesia



Profil Pemain Timnas Indonesia

Christian Gonzalez
[Image: Cristian-Gonzalez-Indonesia-AFFSuzukiCup.jpg]
Christian Gonzalez adalah pemain yang paling mahal di Liga Indonesia musim panas tahun 2006, menurut data dari asosiasi sepak bola Indonesia sebesar Rp 1,2 miliar

Christian Gonzalez , pemain cemerlang dengan menang top skor-gelar 4 tahun berturut-turut adalah tokoh akrab di dunia sepakbola dari Indonesia . Tapi siapa yang akan berpikir bahwa, di balik kesuksesan Gonzalez bahwa ada kekuatan inspirasi dalam hidupnya, terutama setelah dia menjadi Muallaf, bahwa kekuatan adalah kekuatan doa.Walaupun Christian Gonzales bisa dikatakan sudah “berumur”, tetapi reputasinya di persepakbolaan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Bagi anda yang belum mengetahui kisah, profil dan biografi Christian Gonzales yang sekarang bermain untuk klub Persib Bandung, silahkan baca profilnya berikut ini.


* Nama lengkap: Christian Genard Alfaro Gonzales

* Islam Nama: Habibie Mustafa
* Tanggal lahir: 30 Agustus 1976 (1976/08/30) (umur 34)
* Nick: El Loco (Si Gila)
* Tempat lahir: Montevideo, Uruguay
* Tinggi: 1,77 m (5 ft 9 1 2 di?)
* Agama: Islam (9 Oktober 2003)
* Kebangsaan: Indonesia (1 November 2010)
* Orangtua:Bapak adalah Militer, Eduardo Alfaro dan Ibunya adalah seorang perawat di Montevideo Rumah Sakit, Meriam Gonzales.
* Istri: Eva Siregar
* Anak-anak:
1. Amanda Gonzales
2. Michael Gonzales
3. Fernando `Alvaro
4. Vanesa Siregar Gonzales

* Posisi bermain: Striker

* Lancar klub: Persib Bandung
* Nomor: 99

[Image: Photo-Christian-Gonzales-Persib-Timnas.jpg]


Gonzales yang terkenal karena marah volatile nya, sejak bermain di Indonesia pada 2003, ia telah dihukum oleh PSSI lima kali.


* Christian Gonzalez Tim Nasional:


1994-1996 Uruguay U-20

2010 - Indonesia

* Christian Gonzalez junior klub:


1990-1995 Defensor Sporting


* Christian Gonzalez Klub Senior:


1995-1997 Sud America

Huracan 1997-1999 Ctes (status:pinjam)
1999-2000 Sud America
2000-2003 Deportivo Maldonado
2003-2005 PSM Makassar
2005-2008 Persik Kediri
2008-2009 Persib Bandung (status:pinjam)
2009-2010 Persib Bandung
2010 - Persib Bandung

Ia adalah salah satu Penyerang yang paling mematikan sepanjang sejarah kompetisi sepakbola Indonesia. Kemampuannya dalam menendang, mencetak gol, penempatan posisi, visi permainan, dan sundulan adalah andalannya. Disamping kemampuannya, ia juga terkenal memiliki fisik yang prima.


[Image: Photo-Christian-Gonzales.jpg]


Pada saat bermain di Uruguay, ia ditugaskan sebagai gelandang serang, tapi produktivitasnya dalam mencetak gol sangatlah kurang. Di penghujung tahun 2002, setelah sempat bermain untuk sebuah klub di Portugal, Campo Mayor, Cristian Gonzales memutuskan menerima sebuah tawaran bermain di Indonesia, negeri asal istrinya, Eva Nurida Siregar. Karena itu, pada Liga Indonesia (LI) IX/2003, Gonzales sudah berkostum PSM Makassar, klub pertamanya di Indonesia.


Setelah tinggal di Indonesia yang sebagian besar penduduknya muslim, Gonzales bisa mengenal lebih jauh dunia Islam. Karena sudah berinteraksi dengan masyarakat Indonesia, Gonzales mengenal Islam tidak hanya dari istrinya, tapi juga dari lingkungan sekitarnya. Tidak mengherankan kalau pria yang terkenal pendiam ini semakin memiliki kesan positif terhadap Islam.


Akhirnya, setelah menuntaskan musim pertamanya di Indonesia dengan mencetak 33 gol dan mengantarkan PSM menjadi runner-up LI IX/2003, Gonzales memutuskan masuk Islam pada tanggal 9 Oktober 2003.

Ustaz Mustafa, seorang ahli masjid di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya, merupakan orang yang mengislamkan Gonzales. Sebagai seorang mualaf yang baru memeluk agama Islam, Gonzales masih memerlukan pembimbing.

Selain Ustaz Mustafa, Gonzales juga memiliki dua guru spiritual lainnya, yaitu Hj. Fatimah asal Mojosari dan Hj. Nurhasanah di Gresik.Seperti dituturkan Eva, Hj. Fatimah merupakan seorang kepala dusun yang sudah menjabat selama 30 tahun di daerah Mojosari. Sedangkan Hj. Nurhasanah adalah pemilik sebuah majelis zikir di Gresik.


[Image: Profil-Christian-Gonzales.jpg]


“Mereka adalah ibu angkat Gonzales dan keluarga kami. Mereka sangat sayang dan selalu memberikan bimbingan buat Gonzales dan keluarga kami sampai sekarang,” tutur Eva. Setelah menikah, ia memiliki paspor Indonesia, istrinya adalah wanita Indonesia bernama Eva Nurida Siregar. Dari pernikahannya, ia memperoleh dua orang anak (Fernando dan Florencia). Ia juga telah mempunyai dua anak hasil pernikahan sebelumnya (Amanda dan Michael).


Pada musim 2006, ia adalah pemain termahal di Liga Indonesia menurut data Badan Liga Indonesia dengan bayaran Rp 1,2 milyar. Sebenarnya keinginannya untuk menjadi WNI (warga Negara Indonesia) sudah sangat lama. ”Saya sangat ingin jadi WNI. Bahkan saya sudah pernah mencoba bertanya ke imigrasi. Tapi, hingga sekarang belum ada hasil yang memuaskan. Saya merasa dipersulit,” ujarnya, dengan nada tinggi.


Saat ke imigrasi itu, ada oknum yang menawari Gonzales. Dia bisa mulus keinginannya menjadi WNI, asal diminta uang. Berapa? Gonzales menyebut kisarannya sekitar ratusan juta. ”Jelas saya keberatan. Kalau pun ada uang, ndak sebanyak itu. Apalagi kami harus memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari,” ujarnya.

Dia mengatakan, selama berusaha mengurus administrasi untuk menjadi WNI, tidak ada pihak yang membantunya. ”Padahal, tujuan saya, ingin menjadi bagian dari Timnas agar sepak bola Indonesia bisa berprestasi di level internasional,” tuturnya.

Gonzales merasa, pengurus elite PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) tidak menghendaki dia menjadi WNI. Padahal, lanjutnya, banyak negara lain yang melakukan itu. ”Kenapa PSSI tidak melakukan itu? Alasan untuk memakai pemain muda sampai sekarang juga belum berhasil,” tuturnya.


Dia menandaskan, keinginannya menjadi WNI sudah muncul sejak 2003. ”Selama berkarir di sini, saya sangat jarang pulang ke Uruguay. Terhitung baru sekali kembali ke Uruguay, yakni pada Agustus 2005. Itu pun hanya sepekan, ketika orang tua saya sakit keras hingga koma,” jelasnya.


Gonzales merasa sudah tak beda dengan WNI lainnya. Dia begitu mencintai Indonesia. ”Apalagi istri saya orang Indonesia,” tandasnya. Akankah tekatnya untuk menjadi WNI masih tetap menggelora, sementara upayanya banyak menemui kendala? ”Mungkin saya harus bersabar. Yang jelas, saya tidak akan meninggalkan Indonesia, meski nanti saya sudah tak lagi bermain bola,” katanya.




Profil Irfan Bachdim
[Image: Irfanbachdim.jpg]


Profil Irfan Bachdim
- Irfan Haarys Bachdim (lahir di Amsterdam, 11 Agustus 1988; umur 22 tahun) adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda . Saat ini ia memperkuat Persema Malang di Liga Super Indonesia. Ia juga tergabung dalam timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl untuk Piala AFF 2010. Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi seperti striker, gelandang maupun sayap.


Latar belakang

Quote:
Ayah Irfan, Noval Bachdim, adalah warga negara Indonesia kelahiran Malang yang telah menetap lebih dari 20 tahun di Belanda; sedangkan ibunya Hester van Dijic adalah warga negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Noval Bachdim pernah menjadi pemain Persema Malang di era 80-an. Keluarga besar dari ayahnya kini masih tinggal di Lawang, Kabupaten Malang.

Karir
Quote:
Di Belanda

Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam. Setelah tiga tahun ia pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.

Quote:
Di Indonesia

Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan para pemain muda berbakat Indonesia lainnya di sebuah laga amal untuk tokoh sepakbola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana, Malang. Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jefri Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim.

Tim nasional
Quote:Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.

Quote:
Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut.



Oktovianus Maniani
[Image: Okto.jpg]

Full name : Oktovianus Maniani

Date of birth : October 10, 1990 (1990-10-10) (age 20)
Place of birth : Jayapura, Indonesia
Height : 1.62 m (5 ft 4 in)
Occupation : Football Player
Playing position : Winger, Wide Midfielder, Wings Forward
Skill : Speed and right target from the kick away.

Oktovianus Maniani Club information :

Current club : Sriwijaya FC
Number : 28

Youth career

2007–08 Indonesia PON Papua

Senior career

2008–09 PSMS Medan
2010 Persitara
2010– Sriwijaya FC

National team

2010– Indonesia

Oktovianus Maniani Photos :


[Image: 100926_oktovianus-maniani--kanan-_300_225.jpg]
[Image: OKTO1.JPG]



Firman Utina

Profil Firman Utina. Inilah profil lengkap seorang Firman Utina yang menjadi pilar utama di Timnas Indonesia pada ajang piala Aff dan dipercaya menjadi kapten tim oleh pelatih Indonesia, Alfred Riedl.

Nama : Firman Utina
Tempat / Tanggal lahir : Komo Luar, Manado / 15 Desember 1981
Status : Menikah
Istri : Marita Yustika
Anak :
  • Raihan Putra Utina,
  • Salsabila Putri Utina
Karir:

Klub
Indonesia Muda Manado (1993-94)
Bina Taruna Manado (1995-98)

Persma Junior (1998-99)


Persita Tangerang (2000-04)


Arema Malang (2005-06)


Persita Tangerang (2007-2008)


Pelita Jaya (2008-2009)


Persija Jakarta (2009-2010)


Sriwijaya FC (2010-sekarang)




Timnas


Piala Pelajar Asia U-19 (2000)


SEA Games (2001, 2003)


Pra-Piala Asia (2001, 2004)


Pra-Olimpiade (2003)


Piala Tiger (2004).


Piala Asia (2007)


Piala AFF
(2010)

Firman Utina dilahirkan di kampung Komo Luar, Manado 28 tahun silam. Ia adalah kapten baru timnas Indonesia setelah Bambang Pamungkas sering dibangku cadangkan oleh pelatih Alfred Riedl.

Firman Utina memulai karir sepakbolanya di klub Sepakbola Indonesia Muda yang berada di daerah asalnya Manado. Selama beberapa tahun ia ditempa di sekolah sepakbola itu, ia kemudian hijrah ke klub amatir Bina Taruna, setelah usianya melewati batas yang dibolehkan di sekolah sepakbola. Keuletannya untuk terus rajin berlatih membuat dia mampu terus memperbaiki penampilannya. Hanya tiga tahun bersama klub amatir tersebut, ia direkrut Persma Junior, salah satu tim semi-profesional yang ada di daerahnya saat itu.

Proses masuk ke Persma Junior terbilang unik. Hal itu karena ia tidak melalui mekanisme seleksi layaknya pemain lain. Sebab ia direkrut setelah mampu mencetak 12 gol dalam satu pertandingan pada turnamen klub lokal di Manado. Torehan gol yang mencengangkan itu sampai ke kuping pelatih Persma Manado saat itu, Benny Dollo. Penasaran dengan sukses salah satu striker lokal yang mampu mencetak gol selusin dalam satu laga, pelatih yang akrab di sapa Bendol tersebut langsung memerintahkan anggotanya menjemput Firman, dan mengajaknya masuk Persma. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak ragu, ia langsung menerima pinangan untuk bergabung ke Persma.

Terus ditempa dibawah pelatih Benny Dollo, ia pun menunjukan progres meningkat. Hal tersebut membuat pelatih berjulukan Bendol tersebut tidak ragu mengikutkannya di mana pun ia menjadi arsitek tim, sehingga membuat banyak orang menyebut Firman adalah “anak emas” pelatih timnas Indonesia itu. Meskipun Firman tidak merasa demikian, namun hal ini sepertinya ada benarnya. Bahkan ketika Benny Dollo melatih timnas Indonesia, Firman selalu dipanggil menjadi pemain inti. Namun untungnya hal tersebut tidak membuat pemain bertinggi badan 165 cm ini besar kepala. Firman hanya mengakui ada simbiosis tersendiri yang saling melengkapi antara dirinya dan Bendol.

Tekadnya untuk terus menekuni karir bermain sepakbola rupanya tidak perlu diragukan. Itu bisa dilihat dengan keputusannya meninggalkan status pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Tangerang saat merumput bersama Pendekar Cisadane, dan memutuskan hengkang ke Arema Malang, mengikuti jejak pelatih Benny Dollo.

Pilihannya meninggalkan Persita Tangerang dan merapat ke Arema Malang serta menanggalkan status PNS rupanya tidak sia-sia. Sebab di klub kebanggaan Aremania itu ia merasakan manisnya mencicipi gelar juara, meski itu hanya turnamen Copa Indonesia (tahun 2005 dan 2006). Tidak hanya juara tentunya, ia pun mampu menyabet gelar pemain terbaik di ajang tersebut. Satu penghargaan yang membuat motivasinya untuk terus memperbaiki penampilan. Meski beberapa kali di dera cedera dan mengharuskannya untuk istirahat dari lapangan hijau, penampilannya masih tetap stabil. Tahun 2007 menjadi tahun keemasan Firman. Ia terpilih menjadi pemain terbaik Indonesia pada laga melawan Bahrain di ajang Piala Asia 2007.

Setelah pelatih Beny Dollo memutuskan untuk mundur dari kursi pelatih Persita Tangerang, ia pun diprediksi bakal meninggalkan klub tersebut dan kembali mengikut jejak pelatih yang telah menjadikannya sebagai pemain terkenal itu. Akhirnya karena Bendol direkrut timnas, ia pun banting setir dan merapat ke Pelita Jaya, menolak tawaran sejumlah tim papan yang atas mengincarnya.

Meski pernah mengecewakan manajemen Persita Tangerang, tapi dia tetap diterima ketika kembali merapat ke tim tersebut pada awal musim kompetisi 2007 silam. Padahal pada musim 2004, pemain yang memulai debutnya di tim “Merah Putih” sejak 2000 bersama timnas pelajar, pernah memilih menanggalkan statusnya sebagai PNS dan meninggalkan Pendekar Cisadane. Namun hanya semusim Firman kembali merumput bersama Persita, pada tahun 2008, Firman bergabung dengan klub Pelita Jaya yang telah lama dihubungkan dengannya. Namun di klub tersebut, Firman kurang beruntung. Ia kerap menghuni bangku cadangan karena kalah bersaing dengan playmaker asing Esteban Viscara.

Akhirnya di akhir tahun 2009, Pelita Jaya melepasnya ke Persija Jakarta, yang ketika itu diarsiteki oleh pelatih Benny Dollo. Keduanya pun bereuni kembali. Namun ternyata klub sebesar Persija pun tak menjadi labuhan terakhir Firman. Hanya satu musim dirinya merumput dengan kostum oranye-hitam. Pada musim 2010, Firman bergabung dengan klub elit lainnya dari Sumatera, Sriwijaya FC.

Kini Firman menjadi tumpuan baik di tingkat klub maupun nasional. Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini terkenal memiliki mobilitas tinggi, daya jelajah luas, kecepatan dan tendangan yang akurat. Pada saat melawan Laos di ajang piala AFF 2010, Firman menunjukkan ketajamannnya dengan menceploskan 2 gol ke gawang Laos.

Firman pun menjabat sebagai kapten setelah rekannya, Bambang Pamungkas, sering dibangkucadangkan. Namun Firman tetap merendah. Dirinya berkata hanya menjabat kapten sementara. kapten sesungguhnya masih tetap Bambang Pamungkas.

Firman Utina berencana menggeluti dunia sepakbola hingga akhir hayatnya. Suami dari Marita Yustika ini mengaku ingin berkarir sebagai pelatih bila sudah pensiun kelak. Saat ini ia hanya ingin fokus bermain, dan tidak memiliki kegiatan sampingan sedikitpun. Dedikasi dan determinasi Firman berbuah manis. Kini namanya akan semakin harum di kancah sepakbola Indonesia, terlebih bila berhasil membawa Merah-Putih menjuarai turnamen piala AFF tahun ini. Bisa dipastikan dirinya akan sejajar dengan para legenda sepakbola Indonesia.


Zulkifly Syukur

[Image: review-zullkifli.jpg]

Informasi pribadi
Nama lengkap Zulkifly Syukur
Nama panggilan Zulkifly
Tanggal lahir 3 Mei 1984 (umur 26)
Tempat lahir Flag of Indonesia.svg Makassar, Indonesia
Tinggi 1.75 m (5 ft 9 in)
Posisi bermain Bek
Informasi klub
Klub saat ini Arema Indonesia
Nomor 3
Klub senior1
Tahun Klub Tampil (Gol)

1 Penampilan dan gol di klub senior

hanya dihitung dari liga domestik dan
akurat per 4 November 2010.
2 Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 6 Desember 2010.


Zulkifly Syukur (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Mei 1984; umur 26 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini Zulkifly bermain untuk Arema Indonesia di Liga Super Indonesia, sebelumnya memperkuat Persmin Minahasa, Pelita Jaya, dan PKT Bontang. Zulkifly adalah salah satu pemain timnas U-23 yang mengikuti TC di Belanda arahan Foppe de Han dan Bambang Nurdiansyah. Zulkifly biasa berposisi sebagai bek.

Gelar

* Juara Liga Super Indonesia 2009/2010 bersama Arema Indonesia

* Runner up Piala Indonesia 2010

Maman Abdurrahman

[Image: 26591_200x250.jpg]


Informasi pribadi
Nama lengkap Maman abdurahman
Tanggal lahir 12 Mei 1982 (umur 28)
Tempat lahir Flag of Indonesia.svg Jakarta, Indonesia
Tinggi 174 cm
Posisi bermain Bek
Informasi klub
Klub saat ini Persib
Nomor 5

Tim nasional2
2006- Indonesia 44 (2)
1 Penampilan dan gol di klub senior
hanya dihitung dari liga domestik.
2 Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 6 Desember 2010.
Maman Abdurrahman (lahir di Jakarta, 12 Mei 1982; umur 28 tahun) adalah pesepak bola putra Indonesia yang bermain di divisi utama Liga Indonesia dan bertinggi badan 174 cm. Ia berposisi sebagai bek dan bermain untuk PSIS Semarang.
Maman Abdurrahman pada Liga Indonesia tahun 2006 mendapatkan predikat menjadi Pemain Terbaik. Namanyapun masuk ke dalam timnas Peter Withe pada Piala AFF namun tidak dimainkan. Timnas tersebut akhirnya tidak lolos ke babak selanjutnya.
Secara teknik dan kualitas, Maman ideal sebagai seorang bek tengah. Dia pintar memotong umpan - umpan lawan dan tangguh saat berduel, tidak mengenal kompromi saat menjaga lawan, bermodal tubuh yang tinggi dan tegap Maman jago dalam adu badan. Dia pun sigap dalam mengantisipasi bola - bola lambung. Pun memiliki tendangan keras. Pemain ini pernah menyandang ban kapten PSIS maupun Timnas Indonesia.

Prestasi
Pemain terbaik Liga Indonesia 2006
Peringkat ketiga Liga Indonesia 2005 bersama PSIS Semarang
Runner Up Liga Indonesia 2006, bersama PSIS Semarang



Hamka Hamzah



PEMAIN ini paling diidolai The Jakmania, suporter pendukung Persija Pusat. Wajar, karena selain berpenampilan menarik, permainannya di lapangan hijau sungguh memikat. Dia tak hanya mahir mengawal pertahanan. Pemain kelahiran Makassar ini juga sangat produktif menyumbangkan gol bagi klubnya.

Musim lalu, Hamka Hamzah merupakan salah satu pencetak gol tersubur bagi Persija. Dia pemain serba bisa. Tak banyak pemain yang memiliki keahlian seperti Hamka, puji Sergei Dubrovin, arsitek Persija.

Karena dinilai memiliki pengaruh yang cukup besar, Hamka kini didaulat menjadi kapten menggantikan Hendro Kartiko yang hengkang ke Arema Malang.

Tugas ini tak mudah. Tapi, saya siap menjalankannya. Apalagi, rekan-rekan yang lebih senior selalu membantu saya, kata Hamka tentang ban kapten yang melekat di lengannya itu.

Sejak menjadi pemimpin bagi rekan-rekannya, Hamka nampak semakin dewasa. Kebiasaannya mengumbar emosi di lapangan tak terlihat lagi. Dia semakin tenang. Tapi, permainannya semakin memesona. Tak salah kalau dia dipercaya sebagai kapten tim, kata IGK Manila, Manajer Persija.

Biodata Hamka
Kelahiran : Makassar, 29 Januari 1984
Tinggi & berat : 182 cm & 69kg
Posisisi : Stoper
Nomor punggung : 23

Karier
2001-2002 : PSM Makassar
2002-2003 : Persebaya Surabaya
2003-2004 : Persik Kediri
2004-2007 : Persija Jakarta


Ahmad Bustomi



Musim 2009/10 merupakan tahun kedua gelandang tengh kelahiran Batu, 13 Juli 1985 ini bersama Arema Indonesia.

Bustomi mengawali karir junior di SSB Unibraw dan kemudian berlanjut ke Persema Junior. Sempat bermain di Persikoba Batu tahun 2004, nama Bustomi mulai dikenal publik sepakbola Malang saat memperkuat Persema di tahun 2005 sampai 2007 lalu.

Saat memperkuat Persema, nama Bustomi masuk dalam skuad Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda. Dalam buku program “Garuda Merah Garuda Putih” Bustomi mengaku banyak belajar dari Danurwindo, mantan pelatihnya di Persema.

“Dari Om Danur saya belajar banyak, apalagi saya pertama kali main di level senior langsung ditanganinya. Dia salah satu pelatih yang meletakkan dasar permainan di lapangan di kompetisi tingkat atas,” kata Bustomi.

Bustomi pun banyak belajar dari Bima Sakti, pemain veteran mantan PSSI Primavera yang hingga kini masih aktif bermain di level ISL bersama Persema.

“Terus terang saya banyak belajar dari Mas Bima karena sama-sama bermain sebagai gelandang, di lapangan saat main bareng kadang saya sebagai jangkar dan Mas Bima di depan, begitu juga sebaliknya,” terangnya.

Bustomi menjadi pemain penting di lini tengah Arema musim 2009/10 saat menjuarai ISL dan runner up Piala Indonesia. Pelatih Arema musim lalu Robert Alberts selalu memilih Bustomi yang dipasangkan dengan Landry Poulongaye, Esteban, dan pemain lokal lain seperti Juan Revi, Roni Firmansyah, dan Tommy Pranata.

Dipanggil masuk seleksi timnas Indonesia oleh pelatih Alfred Riedl melengkapi musim terbaik dalam karir Bustomi. Saat bermain untuk laga amal Garuda Merah Garuda Putih, Bustomi dipercaya sebagai kapten “timnas” Garuda Merah.

Momen Terbaik
Mencetak gol di pertandingan home terakhir Arema musim 2009/10 lawan Bontang FC, gol pertamanya untuk Arema.

Biodata :

Ahmad Bustomi (lahir di Jombang, Jawa Timur, 13 Juni 1985; umur 25 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Arema Malang di Liga Super Indonesia, sebelum di Arema Dia bermain di Persema Malang dan Persikoba Batu yang juga salah satu tim dari daerah di Malang Raya. Dia adalah salah satu anggota tim Sea Games 2007 asuhan Ivan Kolev. Dia biasa berposisi sebagai Midfielder.

Klub

* SSB Unibraw 82
* Persema Jr (2002-2003)
* Persikoba Kota Batu (2004)
* Persema Malang (2005-2008)
* Arema Malang (2008-)

Timnas

* PSSI U-23 (2006-2007)

Gelar

* Juara Liga Super Indonesia 2009/2010 bersama Arema Indonesia
* Runner up Piala Indonesia 2010 bersama Arema Indonesia

2007-2009 : Persisam
2009-sampai sekarang: Persipura