My Photo'S

Chuquicamata, Chile

lubang besar

Chuquicamata adalah lubang galian tambang perunggu terbuka di Chili. Ini adalah tambang dengan total produksi tertinggi di dunia – walaupun ini bukan tambang perunggu terbesar. Tambang ini dalamnya 850 meter.

Udachnaya Pipe, Russia

lubang besar

Pipa Udachnaya adalah tambang berlian di Rusia. Pemilik tambang berencana menghentikan operasinya di 2010 – untuk melaksanakan penambangan bawah tanah. Tambang ini ditemukan tahun 1955 dan dalamnya mencapai 600 meter.

Sink hole, Guatemala

lubang besar

Pada tahun 2007, sebuah lubang hisap sedalam 300 kaki menelan lusinan rumah di Guatemala – membunuh 2 orang dan mengakibatkan ribuan harus dievakuasi. Lubang ini diakibatkan hujan dan aliran pembuangan bawah tanah.

Diavik Mine, Canada

lubang besar

Tambang Diavik adalah tambang di wilayah Barat laut Kanada. Tambang ini dibuka tahun 2003, memproduksi 8 juta karat atau sekitar 1.600 kg (3500 lb) berlian tiap tahunnya.

Mirny Diamond Mine, Siberia

lubang besar

Tambang Berlian Mirny memiliki kedalaman 525 m dan diameter 1.200 m. Ini adalah salah satu Tambang berlian pertama dan terbesar di USSR (Uni Soviet). Kini telah ditinggalkan. Saat masih beroperasi, diperlukan waktu 2 jam untuk truk-truk melintas dari atas sampai dasar tambang.

Great Blue Hole, Belize

lubang besar

Lubang Biru Besar adalah lubang hisap bawah air di lepas pantai Belize. Lubang ini memiliki diameter 1000 kaki dan kedalaman 400 kaki. Lubang ini terbentuk sebagai gua kapur saat jaman es.

Bingham Canyon Mine, Utah

lubang besar

Tambang Ngarai Bingham adalah tambang perunggu di pegunungan Oquirrh, Utah. Tambang ini memiliki kedalaman 0,75 mil (1,2 km), lebar 2,5 mil (4 km). Ini adalah wilayah penggalian terbesar di dunia.

Monticello Dam, California

lubang besar

Waduk Monticello adalah waduk di Napa County, California, Paling dikenal di Amerika karena katup melingkarnya dengan rata-rata 48.400 kaki kubik per detik.

Kimberley Diamond Mine, South Africa

lubang besar

Tambang berlian Kimberley (juga dikenal sebagai Big Hole) memiliki julukan lubang buatan tangan terbesar di dunia (masih diperdebatkan). Sejak 1866 sampai 1914, 50.000 penambang menggalinya dengan pacul dan sekop, menghasilkan 2.722 kg berlian. Sedang diusahakan untuk mendaftarkan lubang ini sebagai situs warisan dunia.

Darvaza Gas Crater, Turkmenistan

lubang besar

Di tahun 1971, para geologis menemukan deposit gas alam bawah tanah yang sangat besar di tempat ini. Saat sedang dilakukan penggalian untuk mendapatkan gas, Menara bor runtuh dan meninggalkan lubang besar. Untuk mencegah gas beracun keluar, lubang ini dibiarkan terbakar. Sampai sekarang masih terus terbakar tanpa pernah berhenti.

Profil Alfred Riedl, Pelatih Timnas Indonesia

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bf/Alfred_Riedl,_Fu%C3%9Fballtrainer,_%C3%96sterreich_(02).jpg/200px-Alfred_Riedl,_Fu%C3%9Fballtrainer,_%C3%96sterreich_(02).jpg

belakangan ini timnas sepakbola Indonesia menjadi sorotan. Kemenangan demi kemenangan diraih dalam laga Piala AFF 2010, hingga mengantarkan Indonesia menuju semi final dan berpeluang besar masuk final serta menjuarai Piala AFF 2010. Pencapaian maksimal skuad merah putih tersebut memunculkan ekspektasi tinggi dari publik bola tanah air, berharap skuad Garuda mampu meraih kejayaan kembali.

Bersinarnya Firman Utina dkk tersebut tentunya tidak bisa dilepaskan dari peran sang pelatih. Alfred Riedl.

Riedl dikenal sebagai pelatih yang disiplin, dingin, tegas dan rendah hati. Ia tak pernah mengeluarkan statement yang bernada ejekan ataupun sindiran tentang tim lawan, dan tak ragu menindak pemain yang indisiplin, contohnya Boas Salossa, salah satu pemain terbaik yang dimiliki Indonesia, kini tidak dipanggil timnas di ajang AFF Cup karena tidak memenuhi panggilan tepat waktu.

Riedl juga mencatat sejarah dengan memasukkan dua pemain naturalisasi ke skuad timnas untuk pertama kalinya. Dua pemain tersebut yakni Christian “El Loco” Gonzales dan Irfan Bachdim. Sebuah keputusan yang tepat, karena dengan kehadiran dua pemain tersebut lini depan Indonesia menjadi garang. Gonzales dan Bachdim hingga saat ini berbagi 2 gol dalam pertandingan Piaa AFF 2010.

Alfred Riedl lahir di Vienna, Austria, 61 tahun silam. Ia memulai karir sepakbola profesionalnya ketika memperkuat klub Austria Wien pada tahun 1967. Selama 5 tahun Riedl membela salah satu klub terbesar di Austria tersebut, dan puncaknya, pada tahun 1972, Riedl menjadi top skorer Bundesliga Austria.

Pada tahun yang sama, Riedl hijrah ke Belgia. Disana ia bermain untuk dua klub, yaitu Saint Truiden (1972-1974) dan Antwerp FC (1974-1976). Di kedua klub tersebut ia bermain gemilang, bahkan mengecap gelar top skorer liga Jupiler (Liga Utama Belgia), tahun 1973 di Saint Truiden, dan tahun 1975 di Antwerp.

Karena permainan gemilangnya Riedl dipanggil membela tim nasional Austria. Debutnya terjadi pada tahun 1975 melawan Hungaria. Sayangnya karir Riedl di timnas tidak secerah di klub. Dia hanya empat kali membela timnas Austria dan tidak mencetak satu gol pun.

Setelah malang melintang di sejumlah klub Eropa, pada tahun 1985, Riedl memutuskan pensiun sebagai pemain. Namun kecintaannya pada sepakbola membuat dirinya tidak mampu meninggalkan lapangan hijau. Diapun meneruskan karir sebagai pelatih sepakbola.

Olympique Khouribga adalah tim pertama yang ditangani Riedl. Ia menangani klub asal Maroko tersebut selama setahun (1993-94). Setelah lepas dari Khouribga, Riedl selanjutnya melatih klub asal Mesir, Al-Zamalek (1994-95) serta klub asal Kuwait, Al Salmiya (2001-03). Selain menangani klub, Riedl juga dipercaya untuk melatih tim nasional beberapa negara. Yaitu Austria, Liechtenstein, Vietnam, Laos dan kini menukangi Indonesia.

Pertandingan prdana Riedl dengan timnas Indonesia tidak cukup memuaskan. Dalam pertandingan persahabatan, Timnas dihajar Uruguay dengan skor telak 7-1 . Namun pasca kekalahan tersebut timnas mampu bangkit dan selalu menang dalam setiap pertandingan. Pada 3 laga persahabatan, timnas berhasil menang atas Maladewa (3-0), Timor Leste (6-0) dan China Taipei (2-0). Sedangkan pada ajang resmi (AFF Cup 2010), timnas berhasil menggulung Malaysia (5-1), Laos (6-0), Thailand (2-1), Philipina (1-0).

Semoga hasil sempurna timnas dapat berlanjut dan akhirnya mampu menjuarai PialaAFF 2010.

Profil singkat Alfred Riedl:

Nama lengkap : Alfred Riedl

Tempat / Tanggal Lahir : Vienna, Austria / 2 November 1949

Karir Pemain:

(1961 – 1967) ATSV Teesdorf, Austria

(1967 – 1972 )Austria Wien, Vienna, Austria

(1972 – 1974) St. Truiden, Belgium

(1974 – 1976) Royal Antwerp, Antwerp, Belgium

(1976 – 1980) Standard Liege, Liege, Belgium

(1980 – 1981) FC Metz, Metz, France

(1981 – 1982) GAK, Graz, Austria

(1982 – 1984) Wiener Sportclub, Vienna, Austria

(1984 – 1985) Vfb Mödling, Mödling, Austria


Karir Pelatih:

(1983 – 1984) Ass. Coach Wiener Sportclub, Austria

(1984 – 1985) Ass. Coach Mödling, Austria

(1986 – 1987) Head Coach Kottingbrunn, Austria

(1987 – 1988) Ass. Coach Austria Wien, Austria

(1988 – 1989) Head Coach Ittihad Jeddah U 19, Saudi Arabia

(1989 – 1990) Head Coach Wiener Sportclub, Austria

(1990 – 1992) Head Coach National Team, Austria

(1992 – 1993) Head Coach FAV AC, Austria

(1993 – 1994) Head Coach OCK, Morocco

(1994 – 1995) Head Coach Zamalek S.C., Cairo, Egypt

(1996 – 1997) Supervisor Iran Football Federation (Manager

(1997 – 1998) Head Coach National Team, Liechtenstein

(1998 – 2001) Head Coach National Olympic Team, Vietnam

(2001 – 2003) Head Coach Al Salmiya Club, Kuwait

(2003 – 2004) Head Coach National Olympic Team, Vietnam

(2004 – 2005) Head Coach National Team, Palestine

(2005 – 2008) Head Coach National Olympic Team, Vietnam

(2009 – 2010) Head Coach Olympic Team, Laos

(2010 – now) Head Coach National Team, Indonesia



Profil Pemain Timnas Indonesia

Christian Gonzalez
[Image: Cristian-Gonzalez-Indonesia-AFFSuzukiCup.jpg]
Christian Gonzalez adalah pemain yang paling mahal di Liga Indonesia musim panas tahun 2006, menurut data dari asosiasi sepak bola Indonesia sebesar Rp 1,2 miliar

Christian Gonzalez , pemain cemerlang dengan menang top skor-gelar 4 tahun berturut-turut adalah tokoh akrab di dunia sepakbola dari Indonesia . Tapi siapa yang akan berpikir bahwa, di balik kesuksesan Gonzalez bahwa ada kekuatan inspirasi dalam hidupnya, terutama setelah dia menjadi Muallaf, bahwa kekuatan adalah kekuatan doa.Walaupun Christian Gonzales bisa dikatakan sudah “berumur”, tetapi reputasinya di persepakbolaan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Bagi anda yang belum mengetahui kisah, profil dan biografi Christian Gonzales yang sekarang bermain untuk klub Persib Bandung, silahkan baca profilnya berikut ini.


* Nama lengkap: Christian Genard Alfaro Gonzales

* Islam Nama: Habibie Mustafa
* Tanggal lahir: 30 Agustus 1976 (1976/08/30) (umur 34)
* Nick: El Loco (Si Gila)
* Tempat lahir: Montevideo, Uruguay
* Tinggi: 1,77 m (5 ft 9 1 2 di?)
* Agama: Islam (9 Oktober 2003)
* Kebangsaan: Indonesia (1 November 2010)
* Orangtua:Bapak adalah Militer, Eduardo Alfaro dan Ibunya adalah seorang perawat di Montevideo Rumah Sakit, Meriam Gonzales.
* Istri: Eva Siregar
* Anak-anak:
1. Amanda Gonzales
2. Michael Gonzales
3. Fernando `Alvaro
4. Vanesa Siregar Gonzales

* Posisi bermain: Striker

* Lancar klub: Persib Bandung
* Nomor: 99

[Image: Photo-Christian-Gonzales-Persib-Timnas.jpg]


Gonzales yang terkenal karena marah volatile nya, sejak bermain di Indonesia pada 2003, ia telah dihukum oleh PSSI lima kali.


* Christian Gonzalez Tim Nasional:


1994-1996 Uruguay U-20

2010 - Indonesia

* Christian Gonzalez junior klub:


1990-1995 Defensor Sporting


* Christian Gonzalez Klub Senior:


1995-1997 Sud America

Huracan 1997-1999 Ctes (status:pinjam)
1999-2000 Sud America
2000-2003 Deportivo Maldonado
2003-2005 PSM Makassar
2005-2008 Persik Kediri
2008-2009 Persib Bandung (status:pinjam)
2009-2010 Persib Bandung
2010 - Persib Bandung

Ia adalah salah satu Penyerang yang paling mematikan sepanjang sejarah kompetisi sepakbola Indonesia. Kemampuannya dalam menendang, mencetak gol, penempatan posisi, visi permainan, dan sundulan adalah andalannya. Disamping kemampuannya, ia juga terkenal memiliki fisik yang prima.


[Image: Photo-Christian-Gonzales.jpg]


Pada saat bermain di Uruguay, ia ditugaskan sebagai gelandang serang, tapi produktivitasnya dalam mencetak gol sangatlah kurang. Di penghujung tahun 2002, setelah sempat bermain untuk sebuah klub di Portugal, Campo Mayor, Cristian Gonzales memutuskan menerima sebuah tawaran bermain di Indonesia, negeri asal istrinya, Eva Nurida Siregar. Karena itu, pada Liga Indonesia (LI) IX/2003, Gonzales sudah berkostum PSM Makassar, klub pertamanya di Indonesia.


Setelah tinggal di Indonesia yang sebagian besar penduduknya muslim, Gonzales bisa mengenal lebih jauh dunia Islam. Karena sudah berinteraksi dengan masyarakat Indonesia, Gonzales mengenal Islam tidak hanya dari istrinya, tapi juga dari lingkungan sekitarnya. Tidak mengherankan kalau pria yang terkenal pendiam ini semakin memiliki kesan positif terhadap Islam.


Akhirnya, setelah menuntaskan musim pertamanya di Indonesia dengan mencetak 33 gol dan mengantarkan PSM menjadi runner-up LI IX/2003, Gonzales memutuskan masuk Islam pada tanggal 9 Oktober 2003.

Ustaz Mustafa, seorang ahli masjid di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya, merupakan orang yang mengislamkan Gonzales. Sebagai seorang mualaf yang baru memeluk agama Islam, Gonzales masih memerlukan pembimbing.

Selain Ustaz Mustafa, Gonzales juga memiliki dua guru spiritual lainnya, yaitu Hj. Fatimah asal Mojosari dan Hj. Nurhasanah di Gresik.Seperti dituturkan Eva, Hj. Fatimah merupakan seorang kepala dusun yang sudah menjabat selama 30 tahun di daerah Mojosari. Sedangkan Hj. Nurhasanah adalah pemilik sebuah majelis zikir di Gresik.


[Image: Profil-Christian-Gonzales.jpg]


“Mereka adalah ibu angkat Gonzales dan keluarga kami. Mereka sangat sayang dan selalu memberikan bimbingan buat Gonzales dan keluarga kami sampai sekarang,” tutur Eva. Setelah menikah, ia memiliki paspor Indonesia, istrinya adalah wanita Indonesia bernama Eva Nurida Siregar. Dari pernikahannya, ia memperoleh dua orang anak (Fernando dan Florencia). Ia juga telah mempunyai dua anak hasil pernikahan sebelumnya (Amanda dan Michael).


Pada musim 2006, ia adalah pemain termahal di Liga Indonesia menurut data Badan Liga Indonesia dengan bayaran Rp 1,2 milyar. Sebenarnya keinginannya untuk menjadi WNI (warga Negara Indonesia) sudah sangat lama. ”Saya sangat ingin jadi WNI. Bahkan saya sudah pernah mencoba bertanya ke imigrasi. Tapi, hingga sekarang belum ada hasil yang memuaskan. Saya merasa dipersulit,” ujarnya, dengan nada tinggi.


Saat ke imigrasi itu, ada oknum yang menawari Gonzales. Dia bisa mulus keinginannya menjadi WNI, asal diminta uang. Berapa? Gonzales menyebut kisarannya sekitar ratusan juta. ”Jelas saya keberatan. Kalau pun ada uang, ndak sebanyak itu. Apalagi kami harus memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari,” ujarnya.

Dia mengatakan, selama berusaha mengurus administrasi untuk menjadi WNI, tidak ada pihak yang membantunya. ”Padahal, tujuan saya, ingin menjadi bagian dari Timnas agar sepak bola Indonesia bisa berprestasi di level internasional,” tuturnya.

Gonzales merasa, pengurus elite PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) tidak menghendaki dia menjadi WNI. Padahal, lanjutnya, banyak negara lain yang melakukan itu. ”Kenapa PSSI tidak melakukan itu? Alasan untuk memakai pemain muda sampai sekarang juga belum berhasil,” tuturnya.


Dia menandaskan, keinginannya menjadi WNI sudah muncul sejak 2003. ”Selama berkarir di sini, saya sangat jarang pulang ke Uruguay. Terhitung baru sekali kembali ke Uruguay, yakni pada Agustus 2005. Itu pun hanya sepekan, ketika orang tua saya sakit keras hingga koma,” jelasnya.


Gonzales merasa sudah tak beda dengan WNI lainnya. Dia begitu mencintai Indonesia. ”Apalagi istri saya orang Indonesia,” tandasnya. Akankah tekatnya untuk menjadi WNI masih tetap menggelora, sementara upayanya banyak menemui kendala? ”Mungkin saya harus bersabar. Yang jelas, saya tidak akan meninggalkan Indonesia, meski nanti saya sudah tak lagi bermain bola,” katanya.




Profil Irfan Bachdim
[Image: Irfanbachdim.jpg]


Profil Irfan Bachdim
- Irfan Haarys Bachdim (lahir di Amsterdam, 11 Agustus 1988; umur 22 tahun) adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda . Saat ini ia memperkuat Persema Malang di Liga Super Indonesia. Ia juga tergabung dalam timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl untuk Piala AFF 2010. Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi seperti striker, gelandang maupun sayap.


Latar belakang

Quote:
Ayah Irfan, Noval Bachdim, adalah warga negara Indonesia kelahiran Malang yang telah menetap lebih dari 20 tahun di Belanda; sedangkan ibunya Hester van Dijic adalah warga negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Noval Bachdim pernah menjadi pemain Persema Malang di era 80-an. Keluarga besar dari ayahnya kini masih tinggal di Lawang, Kabupaten Malang.

Karir
Quote:
Di Belanda

Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam. Setelah tiga tahun ia pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.

Quote:
Di Indonesia

Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan para pemain muda berbakat Indonesia lainnya di sebuah laga amal untuk tokoh sepakbola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana, Malang. Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jefri Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim.

Tim nasional
Quote:Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.

Quote:
Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut.



Oktovianus Maniani
[Image: Okto.jpg]

Full name : Oktovianus Maniani

Date of birth : October 10, 1990 (1990-10-10) (age 20)
Place of birth : Jayapura, Indonesia
Height : 1.62 m (5 ft 4 in)
Occupation : Football Player
Playing position : Winger, Wide Midfielder, Wings Forward
Skill : Speed and right target from the kick away.

Oktovianus Maniani Club information :

Current club : Sriwijaya FC
Number : 28

Youth career

2007–08 Indonesia PON Papua

Senior career

2008–09 PSMS Medan
2010 Persitara
2010– Sriwijaya FC

National team

2010– Indonesia

Oktovianus Maniani Photos :


[Image: 100926_oktovianus-maniani--kanan-_300_225.jpg]
[Image: OKTO1.JPG]



Firman Utina

Profil Firman Utina. Inilah profil lengkap seorang Firman Utina yang menjadi pilar utama di Timnas Indonesia pada ajang piala Aff dan dipercaya menjadi kapten tim oleh pelatih Indonesia, Alfred Riedl.

Nama : Firman Utina
Tempat / Tanggal lahir : Komo Luar, Manado / 15 Desember 1981
Status : Menikah
Istri : Marita Yustika
Anak :
  • Raihan Putra Utina,
  • Salsabila Putri Utina
Karir:

Klub
Indonesia Muda Manado (1993-94)
Bina Taruna Manado (1995-98)

Persma Junior (1998-99)


Persita Tangerang (2000-04)


Arema Malang (2005-06)


Persita Tangerang (2007-2008)


Pelita Jaya (2008-2009)


Persija Jakarta (2009-2010)


Sriwijaya FC (2010-sekarang)




Timnas


Piala Pelajar Asia U-19 (2000)


SEA Games (2001, 2003)


Pra-Piala Asia (2001, 2004)


Pra-Olimpiade (2003)


Piala Tiger (2004).


Piala Asia (2007)


Piala AFF
(2010)

Firman Utina dilahirkan di kampung Komo Luar, Manado 28 tahun silam. Ia adalah kapten baru timnas Indonesia setelah Bambang Pamungkas sering dibangku cadangkan oleh pelatih Alfred Riedl.

Firman Utina memulai karir sepakbolanya di klub Sepakbola Indonesia Muda yang berada di daerah asalnya Manado. Selama beberapa tahun ia ditempa di sekolah sepakbola itu, ia kemudian hijrah ke klub amatir Bina Taruna, setelah usianya melewati batas yang dibolehkan di sekolah sepakbola. Keuletannya untuk terus rajin berlatih membuat dia mampu terus memperbaiki penampilannya. Hanya tiga tahun bersama klub amatir tersebut, ia direkrut Persma Junior, salah satu tim semi-profesional yang ada di daerahnya saat itu.

Proses masuk ke Persma Junior terbilang unik. Hal itu karena ia tidak melalui mekanisme seleksi layaknya pemain lain. Sebab ia direkrut setelah mampu mencetak 12 gol dalam satu pertandingan pada turnamen klub lokal di Manado. Torehan gol yang mencengangkan itu sampai ke kuping pelatih Persma Manado saat itu, Benny Dollo. Penasaran dengan sukses salah satu striker lokal yang mampu mencetak gol selusin dalam satu laga, pelatih yang akrab di sapa Bendol tersebut langsung memerintahkan anggotanya menjemput Firman, dan mengajaknya masuk Persma. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak ragu, ia langsung menerima pinangan untuk bergabung ke Persma.

Terus ditempa dibawah pelatih Benny Dollo, ia pun menunjukan progres meningkat. Hal tersebut membuat pelatih berjulukan Bendol tersebut tidak ragu mengikutkannya di mana pun ia menjadi arsitek tim, sehingga membuat banyak orang menyebut Firman adalah “anak emas” pelatih timnas Indonesia itu. Meskipun Firman tidak merasa demikian, namun hal ini sepertinya ada benarnya. Bahkan ketika Benny Dollo melatih timnas Indonesia, Firman selalu dipanggil menjadi pemain inti. Namun untungnya hal tersebut tidak membuat pemain bertinggi badan 165 cm ini besar kepala. Firman hanya mengakui ada simbiosis tersendiri yang saling melengkapi antara dirinya dan Bendol.

Tekadnya untuk terus menekuni karir bermain sepakbola rupanya tidak perlu diragukan. Itu bisa dilihat dengan keputusannya meninggalkan status pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Tangerang saat merumput bersama Pendekar Cisadane, dan memutuskan hengkang ke Arema Malang, mengikuti jejak pelatih Benny Dollo.

Pilihannya meninggalkan Persita Tangerang dan merapat ke Arema Malang serta menanggalkan status PNS rupanya tidak sia-sia. Sebab di klub kebanggaan Aremania itu ia merasakan manisnya mencicipi gelar juara, meski itu hanya turnamen Copa Indonesia (tahun 2005 dan 2006). Tidak hanya juara tentunya, ia pun mampu menyabet gelar pemain terbaik di ajang tersebut. Satu penghargaan yang membuat motivasinya untuk terus memperbaiki penampilan. Meski beberapa kali di dera cedera dan mengharuskannya untuk istirahat dari lapangan hijau, penampilannya masih tetap stabil. Tahun 2007 menjadi tahun keemasan Firman. Ia terpilih menjadi pemain terbaik Indonesia pada laga melawan Bahrain di ajang Piala Asia 2007.

Setelah pelatih Beny Dollo memutuskan untuk mundur dari kursi pelatih Persita Tangerang, ia pun diprediksi bakal meninggalkan klub tersebut dan kembali mengikut jejak pelatih yang telah menjadikannya sebagai pemain terkenal itu. Akhirnya karena Bendol direkrut timnas, ia pun banting setir dan merapat ke Pelita Jaya, menolak tawaran sejumlah tim papan yang atas mengincarnya.

Meski pernah mengecewakan manajemen Persita Tangerang, tapi dia tetap diterima ketika kembali merapat ke tim tersebut pada awal musim kompetisi 2007 silam. Padahal pada musim 2004, pemain yang memulai debutnya di tim “Merah Putih” sejak 2000 bersama timnas pelajar, pernah memilih menanggalkan statusnya sebagai PNS dan meninggalkan Pendekar Cisadane. Namun hanya semusim Firman kembali merumput bersama Persita, pada tahun 2008, Firman bergabung dengan klub Pelita Jaya yang telah lama dihubungkan dengannya. Namun di klub tersebut, Firman kurang beruntung. Ia kerap menghuni bangku cadangan karena kalah bersaing dengan playmaker asing Esteban Viscara.

Akhirnya di akhir tahun 2009, Pelita Jaya melepasnya ke Persija Jakarta, yang ketika itu diarsiteki oleh pelatih Benny Dollo. Keduanya pun bereuni kembali. Namun ternyata klub sebesar Persija pun tak menjadi labuhan terakhir Firman. Hanya satu musim dirinya merumput dengan kostum oranye-hitam. Pada musim 2010, Firman bergabung dengan klub elit lainnya dari Sumatera, Sriwijaya FC.

Kini Firman menjadi tumpuan baik di tingkat klub maupun nasional. Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini terkenal memiliki mobilitas tinggi, daya jelajah luas, kecepatan dan tendangan yang akurat. Pada saat melawan Laos di ajang piala AFF 2010, Firman menunjukkan ketajamannnya dengan menceploskan 2 gol ke gawang Laos.

Firman pun menjabat sebagai kapten setelah rekannya, Bambang Pamungkas, sering dibangkucadangkan. Namun Firman tetap merendah. Dirinya berkata hanya menjabat kapten sementara. kapten sesungguhnya masih tetap Bambang Pamungkas.

Firman Utina berencana menggeluti dunia sepakbola hingga akhir hayatnya. Suami dari Marita Yustika ini mengaku ingin berkarir sebagai pelatih bila sudah pensiun kelak. Saat ini ia hanya ingin fokus bermain, dan tidak memiliki kegiatan sampingan sedikitpun. Dedikasi dan determinasi Firman berbuah manis. Kini namanya akan semakin harum di kancah sepakbola Indonesia, terlebih bila berhasil membawa Merah-Putih menjuarai turnamen piala AFF tahun ini. Bisa dipastikan dirinya akan sejajar dengan para legenda sepakbola Indonesia.


Zulkifly Syukur

[Image: review-zullkifli.jpg]

Informasi pribadi
Nama lengkap Zulkifly Syukur
Nama panggilan Zulkifly
Tanggal lahir 3 Mei 1984 (umur 26)
Tempat lahir Flag of Indonesia.svg Makassar, Indonesia
Tinggi 1.75 m (5 ft 9 in)
Posisi bermain Bek
Informasi klub
Klub saat ini Arema Indonesia
Nomor 3
Klub senior1
Tahun Klub Tampil (Gol)

1 Penampilan dan gol di klub senior

hanya dihitung dari liga domestik dan
akurat per 4 November 2010.
2 Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 6 Desember 2010.


Zulkifly Syukur (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Mei 1984; umur 26 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini Zulkifly bermain untuk Arema Indonesia di Liga Super Indonesia, sebelumnya memperkuat Persmin Minahasa, Pelita Jaya, dan PKT Bontang. Zulkifly adalah salah satu pemain timnas U-23 yang mengikuti TC di Belanda arahan Foppe de Han dan Bambang Nurdiansyah. Zulkifly biasa berposisi sebagai bek.

Gelar

* Juara Liga Super Indonesia 2009/2010 bersama Arema Indonesia

* Runner up Piala Indonesia 2010

Maman Abdurrahman

[Image: 26591_200x250.jpg]


Informasi pribadi
Nama lengkap Maman abdurahman
Tanggal lahir 12 Mei 1982 (umur 28)
Tempat lahir Flag of Indonesia.svg Jakarta, Indonesia
Tinggi 174 cm
Posisi bermain Bek
Informasi klub
Klub saat ini Persib
Nomor 5

Tim nasional2
2006- Indonesia 44 (2)
1 Penampilan dan gol di klub senior
hanya dihitung dari liga domestik.
2 Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 6 Desember 2010.
Maman Abdurrahman (lahir di Jakarta, 12 Mei 1982; umur 28 tahun) adalah pesepak bola putra Indonesia yang bermain di divisi utama Liga Indonesia dan bertinggi badan 174 cm. Ia berposisi sebagai bek dan bermain untuk PSIS Semarang.
Maman Abdurrahman pada Liga Indonesia tahun 2006 mendapatkan predikat menjadi Pemain Terbaik. Namanyapun masuk ke dalam timnas Peter Withe pada Piala AFF namun tidak dimainkan. Timnas tersebut akhirnya tidak lolos ke babak selanjutnya.
Secara teknik dan kualitas, Maman ideal sebagai seorang bek tengah. Dia pintar memotong umpan - umpan lawan dan tangguh saat berduel, tidak mengenal kompromi saat menjaga lawan, bermodal tubuh yang tinggi dan tegap Maman jago dalam adu badan. Dia pun sigap dalam mengantisipasi bola - bola lambung. Pun memiliki tendangan keras. Pemain ini pernah menyandang ban kapten PSIS maupun Timnas Indonesia.

Prestasi
Pemain terbaik Liga Indonesia 2006
Peringkat ketiga Liga Indonesia 2005 bersama PSIS Semarang
Runner Up Liga Indonesia 2006, bersama PSIS Semarang



Hamka Hamzah



PEMAIN ini paling diidolai The Jakmania, suporter pendukung Persija Pusat. Wajar, karena selain berpenampilan menarik, permainannya di lapangan hijau sungguh memikat. Dia tak hanya mahir mengawal pertahanan. Pemain kelahiran Makassar ini juga sangat produktif menyumbangkan gol bagi klubnya.

Musim lalu, Hamka Hamzah merupakan salah satu pencetak gol tersubur bagi Persija. Dia pemain serba bisa. Tak banyak pemain yang memiliki keahlian seperti Hamka, puji Sergei Dubrovin, arsitek Persija.

Karena dinilai memiliki pengaruh yang cukup besar, Hamka kini didaulat menjadi kapten menggantikan Hendro Kartiko yang hengkang ke Arema Malang.

Tugas ini tak mudah. Tapi, saya siap menjalankannya. Apalagi, rekan-rekan yang lebih senior selalu membantu saya, kata Hamka tentang ban kapten yang melekat di lengannya itu.

Sejak menjadi pemimpin bagi rekan-rekannya, Hamka nampak semakin dewasa. Kebiasaannya mengumbar emosi di lapangan tak terlihat lagi. Dia semakin tenang. Tapi, permainannya semakin memesona. Tak salah kalau dia dipercaya sebagai kapten tim, kata IGK Manila, Manajer Persija.

Biodata Hamka
Kelahiran : Makassar, 29 Januari 1984
Tinggi & berat : 182 cm & 69kg
Posisisi : Stoper
Nomor punggung : 23

Karier
2001-2002 : PSM Makassar
2002-2003 : Persebaya Surabaya
2003-2004 : Persik Kediri
2004-2007 : Persija Jakarta


Ahmad Bustomi



Musim 2009/10 merupakan tahun kedua gelandang tengh kelahiran Batu, 13 Juli 1985 ini bersama Arema Indonesia.

Bustomi mengawali karir junior di SSB Unibraw dan kemudian berlanjut ke Persema Junior. Sempat bermain di Persikoba Batu tahun 2004, nama Bustomi mulai dikenal publik sepakbola Malang saat memperkuat Persema di tahun 2005 sampai 2007 lalu.

Saat memperkuat Persema, nama Bustomi masuk dalam skuad Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda. Dalam buku program “Garuda Merah Garuda Putih” Bustomi mengaku banyak belajar dari Danurwindo, mantan pelatihnya di Persema.

“Dari Om Danur saya belajar banyak, apalagi saya pertama kali main di level senior langsung ditanganinya. Dia salah satu pelatih yang meletakkan dasar permainan di lapangan di kompetisi tingkat atas,” kata Bustomi.

Bustomi pun banyak belajar dari Bima Sakti, pemain veteran mantan PSSI Primavera yang hingga kini masih aktif bermain di level ISL bersama Persema.

“Terus terang saya banyak belajar dari Mas Bima karena sama-sama bermain sebagai gelandang, di lapangan saat main bareng kadang saya sebagai jangkar dan Mas Bima di depan, begitu juga sebaliknya,” terangnya.

Bustomi menjadi pemain penting di lini tengah Arema musim 2009/10 saat menjuarai ISL dan runner up Piala Indonesia. Pelatih Arema musim lalu Robert Alberts selalu memilih Bustomi yang dipasangkan dengan Landry Poulongaye, Esteban, dan pemain lokal lain seperti Juan Revi, Roni Firmansyah, dan Tommy Pranata.

Dipanggil masuk seleksi timnas Indonesia oleh pelatih Alfred Riedl melengkapi musim terbaik dalam karir Bustomi. Saat bermain untuk laga amal Garuda Merah Garuda Putih, Bustomi dipercaya sebagai kapten “timnas” Garuda Merah.

Momen Terbaik
Mencetak gol di pertandingan home terakhir Arema musim 2009/10 lawan Bontang FC, gol pertamanya untuk Arema.

Biodata :

Ahmad Bustomi (lahir di Jombang, Jawa Timur, 13 Juni 1985; umur 25 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Arema Malang di Liga Super Indonesia, sebelum di Arema Dia bermain di Persema Malang dan Persikoba Batu yang juga salah satu tim dari daerah di Malang Raya. Dia adalah salah satu anggota tim Sea Games 2007 asuhan Ivan Kolev. Dia biasa berposisi sebagai Midfielder.

Klub

* SSB Unibraw 82
* Persema Jr (2002-2003)
* Persikoba Kota Batu (2004)
* Persema Malang (2005-2008)
* Arema Malang (2008-)

Timnas

* PSSI U-23 (2006-2007)

Gelar

* Juara Liga Super Indonesia 2009/2010 bersama Arema Indonesia
* Runner up Piala Indonesia 2010 bersama Arema Indonesia

2007-2009 : Persisam
2009-sampai sekarang: Persipura



1. Presiden Soekarno

Masa Bakti 1945 -- 1966

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.


Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.


Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.


Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.


Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.


Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

2. Presiden Soeharto

Masa Bakti 1966 -- 1998

Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.

Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.

Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

Setelah dirawat selama 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, mantan presiden Soeharto akhirnya meninggal dunia pada Minggu, 27 Januari 2006). Soeharto meninggal pada pukul 13.10 siang dalam usia 87 tahun.


3. Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie

Masa Bakti 1998 -- 1999

Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.


4. Presiden Abdurrahman Wahid

Masa Bakti 1999 -- 2001

Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur menjabat Presiden RI ke-4 mulai 20 Oktober 1999 hingga 24 Juli 2001. Beliau lahir tanggal 4 Agustus 1940 di desa Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang pendiri organisasi besar Nahdlatul Ulama, yang bernama KH. Wahid Hasyim. Sedangkan Ibunya bernama Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Dari perkawinannya dengan Sinta Nuriyah, mereka dikarunia empat orang anak, yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh, Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari .

Sejak masa kanak-kanak, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu beliau juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku. Di samping membaca, beliau juga hobi bermain bola, catur dan musik. Bahkan Gus Dur, pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.

Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika Gus Dur berada di Mesir.

Sepulang dari pengembaraannya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, beliau bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga tahun kemudian beliau menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng, dan pada tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis. Beliau kembali menekuni bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat tulisan-tulisan tersebut gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian banyak.

Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai sering mendapatkan undangan menjadi nara sumber pada sejumlah forum diskusi keagamaan dan kepesantrenan, baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya Gus Dur terlibat dalam kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren, kemudian Gus Dur mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.

Pada tahun 1979 Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula beliau merintis Pesantren Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib syuriah PBNU. Di sini Gus Dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan yang serius mengenai masalah agama, sosial dan politik dengan berbagai kalangan lintas agama, suku dan disiplin. Gus Dur semakin serius menulis dan bergelut dengan dunianya, baik di lapangan kebudayaan, politik, maupun pemikiran keislaman. Karier yang dianggap `menyimpang`-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama sekaligus pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Beliau juga menjadi ketua juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986, 1987.

Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-`aqdi yang diketuai K.H. As`ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada muktamar ke-28 di pesantren Krapyak Yogyakarta (1989), dan muktamar di Cipasung Jawa Barat (1994). Jabatan ketua umum PBNU kemudian dilepas ketika Gus Dur menjabat presiden RI ke-4. Selama menjadi presiden, tidak sedikit pemikiran Gus Dur kontroversial. Seringkali pendapatnya berbeda dari pendapat banyak orang. (Dari Berbagai Sumber)

Abdurrahman Wahid wafat dalam usianya yang ke 69 pada tanggal 30 Desember 2009 pukul 18.40 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.


5. Presiden Megawati Soekarnoputri

Masa Bakti 2001 -- 2004

Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden RI yang ke-8 dibawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Megawati adalah putri sulung dari Presiden RI pertama yang juga proklamator, Soekarno dan Fatmawati. Megawati, pada awalnya menikah dengan pilot Letnan Satu Penerbang TNI AU, Surendro dan dikaruniai dua anak lelaki bernama Mohammad Prananda dan Mohammad Rizki Pratama.

Pada suatu tugas militer, tahun 1970, di kawasan Indonesia Timur, pilot Surendro bersama pesawat militernya hilang dalam tugas. Derita tiada tara, sementara anaknya masih kecil dan bayi. Namun, derita itu tidak berkepanjangan, tiga tahun kemudian Mega menikah dengan pria bernama Taufik Kiemas, asal Ogan Komiring Ulu, Palembang. Kehidupan keluarganya bertambah bahagia, dengan dikaruniai seorang putri Puan Maharani. Kehidupan masa kecil Megawati dilewatkan di Istana Negara. Sejak masa kanak-kanak, Megawati sudah lincah dan suka main bola bersama saudaranya Guntur. Sebagai anak gadis, Megawati mempunyai hobi menari dan sering ditunjukkan di hadapan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana.

Wanita bernama lengkap Dyah Permata Megawati Soekarnoputri ini memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Sementara, ia pernah belajar di dua Universitas, yaitu Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972). Kendati lahir dari keluarga politisi jempolan, Mbak Mega -- panggilan akrab para pendukungnya -- tidak terbilang piawai dalam dunia politik. Bahkan, Megawati sempat dipandang sebelah mata oleh teman dan lawan politiknya. Beliau bahkan dianggap sebagai pendatang baru dalam kancah politik, yakni baru pada tahun 1987. Saat itu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menempatkannya sebagai salah seorang calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah, untuk mendongkrak suara.

Masuknya Megawati ke kancah politik, berarti beliau telah mengingkari kesepakatan keluarganya untuk tidak terjun ke dunia politik. Trauma politik keluarga itu ditabraknya. Megawati tampil menjadi primadona dalam kampanye PDI, walau tergolong tidak banyak bicara. Ternyata memang berhasil. Suara untuk PDI naik. Dan beliau pun terpilih menjadi anggota DPR/MPR. Pada tahun itu pula Megawati terpilih sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat.

Tetapi, kehadiran Mega di gedung DPR/MPR sepertinya tidak terasa. Tampaknya, Megawati tahu bahwa beliau masih di bawah tekanan. Selain memang sifatnya pendiam, belaiu pun memilih untuk tidak menonjol mengingat kondisi politik saat itu. Maka belaiu memilih lebih banyak melakukan lobi-lobi politik di luar gedung wakil rakyat tersebut. Lobi politiknya, yang silent operation, itu secara langsung atau tidak langsung, telah memunculkan terbitnya bintang Mega dalam dunia politik. Pada tahun 1993 dia terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI. Hal ini sangat mengagetkan pemerintah pada saat itu.

Proses naiknya Mega ini merupakan cerita menarik pula. Ketika itu, Konggres PDI di Medan berakhir tanpa menghasilkan keputusan apa-apa. Pemerintah mendukung Budi Hardjono menggantikan Soerjadi. Lantas, dilanjutkan dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa di Surabaya. Pada kongres ini, nama Mega muncul dan secara telak mengungguli Budi Hardjono, kandidat yang didukung oleh pemerintah itu. Mega terpilih sebagai Ketua Umum PDI. Kemudian status Mega sebagai Ketua Umum PDI dikuatkan lagi oleh Musyawarah Nasional PDI di Jakarta.

Namun pemerintah menolak dan menganggapnya tidak sah. Karena itu, dalam perjalanan berikutnya, pemerintah mendukung kekuatan mendongkel Mega sebagai Ketua Umum PDI. Fatimah Ahmad cs, atas dukungan pemerintah, menyelenggarakan Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, untuk menaikkan kembali Soerjadi. Tetapi Mega tidak mudah ditaklukkan. Karena Mega dengan tegas menyatakan tidak mengakui Kongres Medan. Mega teguh menyatakan dirinya sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, sebagai simbol keberadaan DPP yang sah, dikuasai oleh pihak Mega. Para pendukung Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor itu.

Soerjadi yang didukung pemerintah pun memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI itu. Ancaman itu kemudian menjadi kenyataan. Pagi, tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, dia makin memantap langkah mengibarkan perlawanan. Tekanan politik yang amat telanjang terhadap Mega itu, menundang empati dan simpati dari masyarakat luas.

Mega terus berjuang. PDI pun menjadi dua. Yakni, PDI pimpinan Megawati dan PDI pimpinan Soerjadi. Massa PDI lebih berpihak dan mengakui Mega. Tetapi, pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Akibatnya, PDI pimpinan Mega tidak bisa ikut Pemilu 1997. Setelah rezim Orde Baru tumbang, PDI Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan. Partai politik berlambang banteng gemuk dan bermulut putih itu berhasil memenangkan Pemilu 1999 dengan meraih lebih tiga puluh persen suara. Kemenangan PDIP itu menempatkan Mega pada posisi paling patut menjadi presiden dibanding kader partai lainnya. Tetapi ternyata pada SU-MPR 1999, Mega kalah.

Tetapi, posisi kedua tersebut rupanya sebuah tahapan untuk kemudian pada waktunya memantapkan Mega pada posisi sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sebab kurang dari dua tahun, tepatnya tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5 menggantikan KH Abdurrahman Wahid. Megawati menjadi presiden hingga 20 Oktober 2003. Setelah habis masa jabatannya, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden langsung tahun 2004. Namun, beliau gagal untuk kembali menjadi presiden setelah kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang akhirnya menjadi Presiden RI ke-6.


6. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Masa Bakti 2004 --

Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.

Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).


Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).


Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.


Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.


Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.


Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)


Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).


Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).


Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6.